Pangkalpinang — Wali Kota Pangkalpinang Maulan Aklil yang kerap disapa Molen menyebut Bangka Belitung khususnya Kota Pangkalpinang memiliki Sumber Daya Alam (SDA) yang kaya raya.

Maulan berharap SDA yang kaya itu dapat terjaga dengan baik dari berbagai ancaman, salah satunya konflik Suku Agama, Ras dan Antar Golongan (SARA).

Hal tersebut disampaikannya pada Pengukuhan dan Deklarasi Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) Kota Pangkalpinang periode 2021-2026 di Ruang OR Gedung Tudung Saji, Minggu (28/8/2022), yang digelar Kesbangpol Kota Pangkalpinang.

IMG 20220830 101345
Sumber foto: istimewa.

“Bangka Belitung ini khususnya Pangkalpinang sangat kaya raya, SDA kaya, ancamannya pasti ada, apalagi menuju 2024, mainan orang ini politik identitas. Ini dimainkan untuk memecah belah kita, kalo kita terpecah-belah dan tidak bersatu, tidak menghargai perbedaan, SDA kita terancam,” ujar Molen dalam sambutan.

Pembauran itu, tambah Molen, merupakan integrasi antar Suku, Agama, Ras, dan Antar Golongan melalui bahasa, politik dan ideologi agar tidak terpecah-belah. Menurutnya, kehadiran FPK sangatlah penting, sehingga perlu penguatan dari semua pihak.

“Untuk gaung awal, menunjukkan integrasi bahwa Pangkalpinang kuat, HUT Kota Pangkalpinang sudah dekat, bikin aja pawai budaya, misalnya Reog Ponorogo dan budaya-budaya lainnya di Indonesia,” ungkap Molen.

Sementara Ketua FPK Kota Pangkalpinang terpilih, Muhammad Amir menyampaikan FPK Pangkalpinang merupakan salah satu organisasi yang dibentuk dibawah binaan Kesbangpol Kota Pangkalpinang. Baginya, ini adalah proses integrasi antar suku dan ras di Indonesia.

“FPK adalah wadah informasi, komunikasi, konsultasi untuk pembauran bangsa. FPK harus dibentuk di semua tingkatan hingga tingkat kelurahan, karena sangat penting dan vital,” sebut Amir dalam sambutan, seusai dikukuhkan sebagai Ketua FPK Kota Pangkalpinang.

Senada, Husein Karim, Ketua FPK Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengingatkan, selama 15 tahun ia menjabat sebagai Ketua FPK Bangka Belitung, terdapat banyak persoalan yang tidak bisa diselesaikan secara hukum, namun bisa diselesaikan oleh FPK.

“Di Tempilang pernah terjadi konflik antar etnis, di Penagan, Batu Belubang. Semua permasalahan itu dapat diselesaikan melalui FPK. Ini adalah tugas-tugas mulia, kita laksanakan tugas ini dengan baik,” sebut Husein Karim.

Selain itu, salah satu pengusaha tambak udang terbesar di Bangka Belitung ini juga mengajak semua pihak harus menghindari kejadian beberapa tahun lalu di Kalimantan antara suku dayak dan madura. Ia berharap tidak terjadi hal serupa di Bangka Belitung.

“Jangan sampai terjadi konflik suku dan ras. Kita jangan tanya dari mana dari mana, kerukunan dan ketentraman harus dikedepankan untuk mendukung kemajuan di Kota Pangkalpinang,” tukasnya.

Sumber : Kominfo Pangkalpinang