Anak-anak TK Negeri Pembina 7 Eksplorasi Rumah Residen Wali Kota Pangkalpinang
SUARABAHANA.COM — Pada Rabu, 16 Oktober 2024, anak-anak dari TK Negeri Pembina 7 melakukan kunjungan wisata yang mengasyikkan ke rumah residen wali kota Pangkalpinang. Kegiatan ini disambut hangat oleh Bunda PAUD Kota Pangkalpinang, Yuniar Putia Rahma, yang berperan aktif dalam menyambut kehadiran mereka.
Yuniar mengungkapkan kebahagiaannya atas kesempatan yang diberikan kepada anak-anak untuk mengunjungi salah satu cagar budaya di Bangka Belitung. Menurutnya, kunjungan ini sangat penting agar anak-anak dan orang tua yang mendampingi dapat belajar tentang sejarah yang mengelilingi rumah residen tersebut.
“Terima kasih atas kunjungan ini. Selamat datang dan selamat belajar. Kita akan berkeliling dan mendalami cerita sejarahnya. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada orang tua yang ikut mendampingi,” ungkap Yuniar dengan penuh semangat.
Selama kunjungan, anak-anak mendapatkan penjelasan singkat mengenai situs cagar budaya dari tim cagar budaya yang dipimpin oleh Ratna Purnama Sari, Kabid Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Pangkalpinang. Penjelasan tersebut memberikan wawasan mendalam tentang nilai sejarah yang terkandung di dalamnya.
Ratna menjelaskan bahwa rumah dinas wali kota yang mereka kunjungi dikenal sebagai eks rumah residen. Bangunan ini didirikan pada tahun 1913, saat Pangkalpinang ditetapkan sebagai ibukota keresidenan Bangka pada masa penjajahan Belanda. Lokasi ini juga menjadi titik nol kilometer Pulau Bangka yang terletak tepat di depan Gereja GPIB.
“Eks rumah residen ini adalah bangunan bersejarah yang dulunya digunakan sebagai tempat tinggal presiden pada masa penjajahan,” tambah Ratna, yang akrab disapa Bunda Tudung Saji.
Di sekitar eks rumah residen, terdapat tiga taman, dengan Taman Wilhelmina menjadi yang paling terkenal. Nama taman tersebut diambil dari salah satu anak perempuan residen pada masa itu. Setelah Indonesia merdeka, nama taman ini diubah menjadi Tamansari.
Ratna juga menjelaskan bahwa di Tamansari atau Wilhelmina terdapat tugu pergerakan yang menjadi simbol perjuangan rakyat Bangka. Tugu ini didirikan untuk mengenang usaha masyarakat dalam memperjuangkan kemerdekaan setelah proklamasi 17 Agustus 1945.
Kunjungan ini tidak hanya memberikan pengalaman berharga bagi anak-anak, tetapi juga menanamkan rasa cinta terhadap sejarah dan budaya lokal. Harapannya, melalui kegiatan seperti ini, generasi muda dapat lebih mengenal dan menghargai warisan budaya yang dimiliki.
Dengan antusiasme yang tinggi, anak-anak terlihat sangat menikmati setiap momen kunjungan. Mereka belajar sambil bermain, menjadikan pengalaman ini tidak hanya informatif tetapi juga menyenangkan.
Kegiatan ini merupakan langkah positif dalam mengenalkan anak-anak pada sejarah dan budaya, serta mempererat hubungan antara generasi tua dan muda dalam mempelajari akar budaya mereka.
Tinggalkan Balasan