Masyarakat Meratap Sedih, Tambang Tembelok dan Kranggan Ditertibkan
SUARABAHANA.COM — Usai ditertibkan oleh Aparat, masyarakat buruh pekerja tambang timah ponton Apung di lokasi laut Tembelok hanya bisa meratap nasib anak-anak dan keluarga di rumah. Mereka mengharapkan bisa bekerja kembali agar roda ekonomi bisa terpenuhi.
Dari pendalaman langsung di lapangan, ternyata tidak ditemukan adanya warga yang menolak aktivitas Tambang Timah di Tembelok dan Kranggan, Bangka Barat. Bahkan Nelayan setempat menyetujui kegiatan penambangan tersebut walaupun gosipnya terkena dampaknya.
Riko, salah satu pekerja tambang warga asli Mentok Asin, yang hanya mengandalkan fisik atau tenaga dalam bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya, kepada media menyampaikan keluh kesahnya, Senin (02/10).
“Kami ini pak satu unit itu ada 4-5 pekerja, dan saat ini sudah ratusan unit menganggur setelah diminta berhenti oleh pihak keamanan, bisa bayangkan nasib kami dengan teman-teman yang lain, belum lagi keluarga pokoknya asli setres,” keluh Riko.
“Saat aktivitas penambangan mulai beroperasi kami sangat senang dan bahagia bisa bekerja, apalagi sekarang ini ekonomi sedah sangat sulit, bisa bekerja di Laut Tembelok ini syukur Alhamdulillah, ada hasil lebih yang bisa diberikan kepada anak dan istri kami, disini tidak cari kaya semata-mata hanya menyambung hidup,” ucapnya.
“Kami juga bingung, masyarakat dan para penambang serta nelayan setempat tidak mempermasalahkan, bahkan merekapun ikut minikmati hasilnya dan sangat terbantu,” ujarnya.
“Tolonglah kami rakyat kecil, kepada pemerintah dan aparat penegak hukum carikan solusi terbaik agar kami ini bisa kembali bekerja bekerja, minimal diberi kesempatan beroperasi,” pintanya.
Rusdan 52 tahun, sebagai Kelompok Nelayan mengatakan, nelayan tidak mempermasalahkan adanya aktivitas tambang timah tersebut beroperasi.
“Sebelum mereka bekerja, sudah menyanggupi apa saja yang menyangkut kerusakan alat tangkap dan lainnya siap diganti, Alhamdulillah kami yang melaut belum ada kejadian di Tembelok ini, intinya kami merasa terbantu karena sudah ada konpensasi dari para penambang yang kami terima,” ucapnya.
Lanjut dia mengungkapkan. Saat ini hasil tangkap yang tidak menentu, dengan adanya konpensasi dari penambang benar-benar sangat membantu, apalagi nanti akan masuk musim ombak besar atau musim barat.
Tambang ini tidak akan selamanya ada dilokasi Tembelok dan sekitarnya, bila hasil tidak memadai ditambah cuaca yang tidak mendukung, para penambang akan pindah dengan sendirinya.
“Jadi kami mohon kepada aparat yang berwenang memberikan kelonggaran ini,” pintanya.
Dia berharap kiranya pihak pemerintah maupun aparat keamanan tidak melarang untuk mencari nafkah dengan cara menambang, karena sebentar lagi musim barat ombak besar masuk pada bulan 11 dan 12.
“Dengan kehadiran penambangan ini kami sangat merasakan pula hasilnya itung-itung ada tambahan hasil melaut,” pungkasnya. (Rr)
Tinggalkan Balasan