SUARABAHANA.COM – Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Pangkalpinang melaporkan data terbaru terkait inflasi dan deflasi di wilayah tersebut untuk bulan Juli 2024. Menurut laporan tersebut, Pangkalpinang mengalami deflasi sebesar 0,28 persen secara month-to-month (m-to-m), sementara inflasi secara year-on-year (y-on-y) tercatat mencapai 1,40 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) berada di angka 104,61.

Kepala BPS Kota Pangkalpinang, Dewi Savitri, memaparkan rincian tersebut dalam konferensi pers Berita Resmi Statistik (BRS) yang diadakan pada Kamis (1/8/2024) di Ruang Rapat BPS Pangkalpinang. “Deflasi bulan Juli 2024 terutama disebabkan oleh penurunan harga pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau, yang menyumbang andil sebesar 0,26 persen,” jelas Dewi.

Bawang merah, beras, dan cabai menjadi komoditas utama yang mendorong deflasi di kelompok makanan, minuman, dan tembakau pada bulan tersebut. Sementara itu, meskipun terjadi deflasi secara bulanan, inflasi secara tahunan masih terlihat, didorong oleh kenaikan harga beras, sigaret kretek mesin (SKM), dan kopi bubuk dalam kelompok yang sama.

Dewi menjelaskan bahwa inflasi year-on-year yang terjadi dipicu oleh kenaikan harga di hampir seluruh kelompok pengeluaran. Berikut adalah beberapa kelompok yang mengalami kenaikan:

  • Makanan, Minuman, dan Tembakau: Kenaikan sebesar 3,68 persen.
  • Pakaian dan Alas Kaki: Kenaikan sebesar 0,14 persen.
  • Perumahan, Air, Listrik, dan Bahan Bakar Rumah Tangga: Kenaikan sebesar 0,04 persen.
  • Kesehatan: Kenaikan signifikan sebesar 8,41 persen.

Kelompok lain seperti transportasi, informasi, komunikasi, jasa keuangan, pendidikan, serta penyediaan makanan dan minuman / restoran juga mengalami kenaikan harga meskipun dalam persentase yang lebih kecil. Di sisi lain, beberapa kelompok pengeluaran menunjukkan penurunan indeks atau deflasi year-on-year.

Kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga mengalami deflasi sebesar 0,73 persen. Selain itu, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya, serta kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya masing-masing mengalami penurunan indeks sebesar 0,06 persen dan 0,76 persen.

TMenanggapi data tersebut, Penjabat Wali Kota Pangkalpinang melalui Asisten Administrasi Umum, Agus Fendi, menyatakan bahwa inflasi di Kota Pangkalpinang masih dalam kondisi stabil. Namun, ia juga mengingatkan pentingnya kewaspadaan terhadap berbagai tantangan dan ketidakpastian yang dapat mempengaruhi stabilitas ekonomi di masa mendatang.

“Dengan semangat kerjasama dan komitmen yang kuat, kita akan mampu menghadapi berbagai tantangan ke depan, khususnya dalam penanganan inflasi di Kota Pangkalpinang,” ujarnya.

Agus Fendi berharap bahwa data yang dirilis oleh BPS dapat dimanfaatkan oleh pemerintah kota untuk merumuskan kebijakan yang efektif dalam monitoring dan evaluasi pembangunan. Tujuan utamanya adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Kota Pangkalpinang.

“Semoga rilis berita resmi statistik ini dapat memperkuat sinergitas dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kami menyambut baik apa yang dilakukan oleh pihak BPS dengan BRS-nya karena ini merupakan sesuatu yang baik dan sangat inovatif sehingga kita menyampaikan informasi terkini kepada masyarakat,” tambahnya.