MALANG, SUARABAHANA.COM – Konferensi Kerja Nasional (Konkernas) yang di gelar di Hotel Grand Mercure, Malang, Jawa Timur, 21-22 November 2022, menjadi ajang silahturahmi, evaluasi dan merencanakan yang perlu dilakukan kepengurusan PWI Pusat periode 2018-2023.

Sejumlah rumusan dihasilkan agar bisa dilaksanakan dan menjadi usulan yang akan dibawa dalam Kongres PWI tahun 2023.

Selain itu, jajaran pengurus PWI baik pusat maupun daerah harus bersama menjaga kredibilitas organisasi dan profesi wartawan.

Sekretaris Dewan Penasehat PWI Pusat Kemal Effendi Gani ketika sambutan mengungkapkan soal “Tantangan Dalam Menjalankan Kewajiban.” Ia mengingatkan agar seluruh komponen PWI kompak.

Sekretaris Dewan Penasehat PWI Pusat Kemal Effendi Gani. Sumber foto: istimewa.

Pemimpin Majalah SWA ini mengatakan pentingnya memerhatikan apa yang boleh dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan oleh semua organ PWI. Hal ini menjadi tantangan dalam kebersamaan.

“Menjaga kredibilitas organisasi dan profesi itu hanya bisa dilakukan dengan menjaga ketaatan pada Peraturan Dasar dan Peraturan Rumah Tangga (PD/PRT) PWI, menjaga kataatan pada kode etik jurnalistik (KEJ), dan Kode Perilaku Wartawan (KPW),” tegas Pemred Majalah SWA, Senin (21/11).

Diakui Kemal, untuk memastikan dan menjaga ketaatan organ pengurusa yang ada di PWI pada PD/PRT organisasi dan memastikan anggota PWI taat pada KEJ dan KPW bukanlah perkara gampang.

“Kita tidak punya pilihan lain, kalau masih ingin PWI dan profesi wartawan dianggap dan dihormati masyarakat, jaga kredibiltas organisasi dan profesi,” ucap Kemal.

Faktanya wartawan ada yang mengabaikan KEJ dan KPW, kebenaran suatu informasi kadang diabaikan.

“Kondisi demikian bisa menghilangkan kepercayaan masyarakat kepada profesi wartawan. Itu harus kita cegah bersama. Caranya membangun ketaatan pada KEJ dan KPW, serta PD/PRT PWI,” tegas Kemal.

“Kelihatannya saja pejabat mau ke kita, tapi masyarakat sudah tidak menganggap dalam memenuhi informasi yang menjadi hak publik,” sambungnya.

Disinilah pentingnya kekompakan pengurus PWI. “Kebersamaan seperti apa yang harus kita jalankan? Yang penting kita sesuaikan dengan spirit kebersamaan, ada dialog, ngobrol,” ujarnya.

Menurut Kemal menjaga marwah dan tertib organisasi mutlak dilakukan. Jika diabaikan, bisa menimbulkan citra buruk di masyarakat.

“Jangan sampai permasalahan menjadi duri dalam tubuh kita (PWI). Jaga marwah PWI dengan persaudaraan, kebersamaan sehingga PWI menjadi organisasi yang berkarya bagi masyarakat,” kata Kemal.

Sementara Anggota Dewan Penasehat Dr. Edwar Depari, mengingatkan pentingnya keahlian bagi anggota PWI. Untuk itu proses belajar dan pendidikan harus terus dilakukan.

Selain itu, dia mengingatkan agar PWI mendapat respek dari masyarakat maka anggota harus terikat dengan Kode Etik.

Konkernas dihadiri seluruh pengurus PWI Pusat, Dewan Kehormatan PWI Pusat, Dewan Penasihat PWI Pusat, para ketua, sekretaris dan Ketua Dewan Kehormatan PWI dari 34 provinsi. (*)

SUMBER: JARINGAN MEDIA GRUP