SUARABAHANA.COM — Kemarau berkepanjangan telah memberikan tantangan serius bagi perusahaan penyedia air minum di Kota Pangkalpinang.

Perumdam Tirta Pinang, yang bertanggung jawab untuk memastikan pasokan air bersih kepada masyarakat, kini mengalami kendala yang signifikan dalam mendistribusikan air bersih kepada pelanggan mereka.

Plt Direktur Perumdam Tirta Pinang, DR. dr. Mas Agus Hakim, mengonfirmasi bahwa kekeringan sumber air baku di tiga titik kritis, yaitu Kolong Kacang Pedang, Kolong Pedindang, dan Kolong Bacang, menjadi masalah utama yang mereka hadapi.

Sumber foto: istimewa.

Dalam wawancaranya, Dr. Hakim menjelaskan bahwa sumber air baku Kolong Kacang Pedang hampir habis, dan jika hujan tidak datang dalam waktu yang cukup, sumber air tersebut akan habis dalam kurun waktu 5 hari terakhir.

“Sumber air baku Kolong Kacang Pedang saat ini tinggal beberapa cm lagi, bahkan untuk pompa intake tidak bisa dioperasikan lagi,” ujarnya dengan nada prihatin. Tidak hanya itu, Kolong Pedindang, sebagai salah satu sumber air baku alternatif, juga menghadapi kendala serius.

Kondisi fisik air di sungai Pedindang sangat keruh, dengan tingkat kekeruhan mencapai 4.000 NTU. Menurut Dr. Hakim, kondisi ini membuat air di Kolong Pedindang hampir tidak dapat diharapkan sebagai sumber air baku yang dapat diandalkan.

“Kondisi air di sungai Pedindang saat ini sangat kental bercampur dengan lumpur, ditambah dengan adanya proyek inlet baru di sana,” tambahnya.

Sumber air baku terakhir, Kolong Bacang, masih menyediakan air dalam jumlah terbatas. Perumdam Tirta Pinang berupaya untuk mengatasi situasi ini dengan menambah pipa dan pompa yang jauh ke tengah Kolong Bacang.

Sumber foto: istimewa.

Meskipun upaya ini dilakukan, tantangan yang dihadapi oleh perusahaan ini tetap besar. Dalam situasi ini, Dr. Hakim memberikan imbauan kepada masyarakat, terutama kepada pelanggan mereka, untuk tetap bersabar.

Dia meminta pemahaman dari masyarakat bahwa kendala pasokan air bersih saat ini adalah akibat dari faktor cuaca yang di luar kendali manusia.

“Mengatasi situasi ini, kami telah mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk meminimalkan dampaknya.

Kami mengoptimalkan produksi air, mengelola jaringan distribusi, namun dalam upaya ini, pelanggan akan mengalami kendala seperti penurunan tekanan air, penjadwalan distribusi yang berubah atau lebih terbatas, dan kemungkinan penghentian sementara pasokan air dalam beberapa area,” tutup Dr. Hakim.