SUARABAHANA.COM — Sejumlah oknum Aparatur Sipil Negara (ASN) di Kabupaten Bangka Selatan diduga menggunakan Fake GPS (Global Positioning System) dalam menentukan lokasi saat mengisi absensi melalui aplikasi berbasis Location Base Presence.

Berdasarkan informasi dari sumber terpercaya, kelakuan curang ASN ini diduga sudah berjalan beberapa waktu. “Sebenarnya kita bukan orang yang rajin juga, tapi kalau ini dibiarkan maka tidak benar juga,” kata Sumber beberapa waktu yang lalu.

Menurut dia, dinas dimana dia berkantor memang agak sepi saat waktu absensi. Padahal sistem BKN tersebut sudah dirancang agar absensi melalui aplikasi ini hanya bisa dilakukan dalam radius jarak dekat dari lokasi kantor.

Berkaca dari kejadian di dinas sumber, tidak menutup kemungkinan penggunaan fake GPS juga terjadi di Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lainnya.

Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah (BKPSDMD) Kabupaten Bangka Selatan, Suprayitno, memberikan tanggapan saat dikonfirmasi terkait informasi ini.

Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah (BKPSDMD) Bangka Selatan, Suprayitno.

“Waalaikumsalam, alhamdulillah kita belum dapat informasi, dan untuk titik lokasi hanya bisa diakses di seputar kantor. Jadi sudah kita antisipasi jangan sampai ada indikasi absensi diluar jangkauan kantor,” kata Suprayitno, Sabtu (26/10/2024) pagi.

Fake GPS merupakan suatu metode yang digunakan sebagai bahan manipulasi di dunia maya. Tujuan utama dari penggunaan aplikasi ini adalah untuk memberikan lokasi palsu bagi para penggunanya. Informasi yang diperoleh dari sumber, pelaku Fake GPS melakukan hal ini dengan mengkloning HP atau menghidupkan mode developer atau pengembang pada HP.

Cara kerja fake GPS cukup sederhana yaitu melalui pemancar radio yang terhubung dengan komputer atau smartphone yang mana sinyal tersebut akan mengabaikan sinyal asli untuk memasukan dan menggunakan sinyal yang palsu.

Di Kota Baubau, Sulawesi Tenggara, Diskominfo setempat menemukan indikasi penggunaan GPS palsu (Fake GPS) oleh 588 aparatur sipil negara (ASN) dalam mengakses aplikasi absensi Simalape. Temuan ini didapat dari pantauan selama Juni 2024, di mana para oknum ASN mencoba absen dari lokasi yang tidak sesuai, termasuk satu ASN dari Kecamatan Bungi yang tercatat mengakses dari 1.484 titik koordinat berbeda.

Kepala Dinas Kominfo Baubau, Andi Hamzah Machmud, menjelaskan bahwa tindakan ini dilakukan dengan bantuan Fake GPS, emulator, dan perangkat cadangan. Tim IT telah berhasil mengidentifikasi sejumlah nama organisasi perangkat daerah (OPD) yang terlibat, dan akan segera menuntaskan identifikasi pelaku.

Pj Wali Kota Baubau, Muh Rasman Manafi, telah memberikan instruksi untuk menyelesaikan kasus ini dan memperbaiki sistem aplikasi agar lebih aman.

Sementara BKPSDM Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan, juga menemukan adanya oknum ASN yang menggunakan aplikasi Temanku untuk absensi online dengan bantuan fake GPS atau lokasi palsu.

Kepala BKPSDM Selayar, Patta Amir, menjelaskan bahwa meskipun sistem absensi telah dirancang untuk mendeteksi titik koordinat sesuai lokasi kantor, perkembangan teknologi memungkinkan celah penyalahgunaan oleh oknum tertentu. Hal ini diakui menjadi tantangan bagi sistem kepegawaian, dan pihaknya akan mengevaluasi lebih lanjut terkait masalah ini.

Menurut Patta Amir, laporan terkait penggunaan fake GPS datang dari berbagai OPD di lingkup Pemkab Selayar maupun langsung terdeteksi di aplikasi Temanku.

Masing-masing OPD memiliki akses untuk mencetak absensi harian yang memungkinkan mereka mengidentifikasi ketidaksesuaian antara lokasi fisik ASN dengan absensi yang tercatat.