SUARABAHANA.COM — Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) diperkirakan akan menghadapi sejumlah tantangan fiskal yang cukup besar dalam beberapa tahun ke depan.

Tantangan-tantangan ini tentu saja akan berpengaruh terhadap pembangunan ekonomi daerah dan keberlanjutan fiskal. Oleh karena itu, langkah-langkah strategis perlu diambil untuk memastikan keuangan daerah tetap stabil dan pembangunan dapat terus berlanjut.

Yuri Kemal bersama ayahnya Yusril Ihza Mahendra dan Erzaldi Rosman Djohan. Sumber foto: istimewa.

Salah satu tantangan utama yang dihadapi Bangka Belitung adalah ketergantungan yang tinggi pada sektor pertambangan. Selama ini, pendapatan dari sektor ini menjadi salah satu sumber utama bagi daerah.

Namun, ketergantungan yang berlebihan pada sektor ini sangat berisiko, mengingat fluktuasi harga komoditas yang tidak stabil dan potensi kerusakan lingkungan yang ditimbulkan.

Selain itu, Pendapatan Asli Daerah (PAD) Provinsi Bangka Belitung juga masih terbatas. Hal ini menyulitkan daerah dalam memenuhi berbagai kebutuhan belanja publik, terutama untuk pembangunan infrastruktur dan layanan dasar lainnya.

PAD yang rendah membuat daerah bergantung pada transfer dari pemerintah pusat, yang tentunya tidak selalu cukup untuk membiayai seluruh kebutuhan daerah.

Kerusakan lingkungan akibat aktivitas pertambangan yang tidak terkendali juga menjadi salah satu tantangan besar. Biaya restorasi dan rehabilitasi lingkungan yang sangat tinggi memerlukan anggaran yang tidak sedikit.

Oleh karena itu, langkah-langkah konservasi dan pengelolaan lingkungan yang lebih baik sangat dibutuhkan agar kerusakan yang ada bisa diperbaiki tanpa mengganggu perekonomian.

Tantangan berikutnya adalah infrastruktur yang masih terbatas. Infrastruktur yang tidak memadai menghambat pertumbuhan sektor-sektor strategis lainnya seperti pariwisata dan ekonomi kreatif.

Oleh karena itu, perbaikan infrastruktur menjadi sangat penting untuk menciptakan iklim investasi yang lebih baik serta mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih merata.

Selain itu, ketimpangan fiskal antarwilayah juga menjadi persoalan. Sebagian daerah di Bangka Belitung memiliki sumber daya dan kapasitas yang lebih besar dalam menghasilkan pendapatan daerah, sementara daerah lainnya masih bergantung pada bantuan dari pemerintah provinsi atau pusat. Hal ini menyebabkan kesenjangan pembangunan yang signifikan antar daerah dalam provinsi tersebut.

Di sisi lain, pengelolaan utang daerah juga menjadi perhatian. Beberapa daerah di Bangka Belitung masih bergantung pada pinjaman untuk membiayai proyek-proyek besar. Jika tidak dikelola dengan baik, utang daerah ini bisa menjadi beban yang cukup berat di masa depan dan mengganggu kestabilan fiskal.

Terakhir, terbatasnya kapasitas sumber daya manusia (SDM) dan tata kelola keuangan daerah menjadi tantangan lain yang perlu segera diatasi. Pengelolaan keuangan daerah yang buruk dan kurangnya SDM yang kompeten dalam merencanakan pembangunan dapat menghambat efektivitas anggaran. Oleh karena itu, perlu ada peningkatan kapasitas SDM agar anggaran daerah dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk kepentingan masyarakat.

Untuk menghadapi berbagai tantangan ini, calon Wakil Gubernur Provinsi Bangka Belitung, Yuri Kemal Fadlullah, mengusulkan beberapa langkah strategis. Pertama, adalah diversifikasi ekonomi untuk mengurangi ketergantungan pada sektor pertambangan. Sektor-sektor lain, seperti pariwisata dan ekonomi kreatif, perlu dikembangkan agar perekonomian daerah lebih beragam dan tahan terhadap guncangan eksternal.

Langkah kedua yang disarankan adalah efisiensi pengelolaan anggaran. Dengan meningkatkan efisiensi dalam pengelolaan keuangan daerah, diharapkan anggaran dapat dialokasikan untuk proyek-proyek yang memberikan dampak besar dan bermanfaat bagi masyarakat luas. Efisiensi ini juga diharapkan dapat mengurangi pemborosan yang tidak perlu.

Selain itu, pengembangan infrastruktur berkelanjutan juga menjadi kunci untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang merata. Infrastruktur yang baik akan mempermudah akses ke berbagai sektor strategis dan membuka peluang bagi investasi. Hal ini, tentu saja, akan berdampak positif pada perekonomian daerah dalam jangka panjang.

“Terakhir, peningkatan kapasitas SDM dalam bidang pengelolaan keuangan dan perencanaan pembangunan menjadi langkah penting. Dengan memiliki SDM yang kompeten, daerah dapat mengoptimalkan anggaran yang ada dan merencanakan pembangunan yang lebih efektif serta berkelanjutan.

Diharapkan dengan langkah-langkah tersebut, Bangka Belitung akan dapat memperkuat struktur fiskalnya dan mendorong pembangunan yang lebih merata dan berkelanjutan di masa depan,” kata Yuri, Sabtu (16/11/2024).